SIKAP KRITIS MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP TERHADAP PENYEBARAN HOAKS
SIKAP KRITIS MAHASISWA
DALAM MENGGUNAKAN MEDIA
SOSIAL
WHATSAPP TERHADAP PENYEBARAN HOAKS
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4QDyHVGNwdTfYZ16Skfv9NYHbREelng7YEHGUmWHRYQ9JH1AIcqFJ4hw1ryndp6DLGaYairCG7jpLZq7CE3r9-O6qjPSjkco52Ixz5sEXPz0fpMtHbkxovDnktbJzg65Zgz-eIhEXny8/s320/1907020142_banner-Untitled+design.png)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas UTS
Mata Kuliah : Berbicara Dialektif
Prodi: Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
Dosen Pengampu : Syaiful Abid, M.Pd.
Di susun
Oleh
Wahyu Asriniati
(2019032)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI
LUBUKLINGGAU
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah yang telah di berikan oleh dosen Mata Kuliah Berbicara
Dialektif.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen
pangampu mata kuliah Berbicara Dialektif telah memberikan tugas makalah. Kemampuan berpikir kritis sangat ditentukan
oleh banyak faktor, terutama struktur berpikir seseorang. Berpikir kritis juga
berambivalensi dengan tingkat literasi seseorang baik secara lisan maupun
secara tulis. Kemampuan literasi inilah yang akan menentukan apakah seseorang
(mahasiswa) peka terhadap persoalan-persaoalan
di sekitarnya. Kemampuan berpikir kritis ini mutlak diperlukan oleh para
mahasiswa dan para cendekiawan, karena pada setiap kesempatan mereka akan
memutuskan berbagai persoalan,
Tujuan penulisan Makalah ini dilakukan untuk mengembangkan
sistem pembelajaran bagi calon Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bekal pengajaran di sekolah. Penulis
menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif untuk perbaikan tugas selanjutnya.
Lubuk
Linggau, April 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C.
Tujuan.................................................................................................................... 2
D.
Manfaat................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
A.
Pengertian
Berita Hoax......................................................................................... 3
B.
Manfaat
Berpikir Kritis......................................................................................... 3
C.
Upaya Membangun Sikap Kritis Mahasiswa........................................................ 3
D.
Media Sosial.......................................................................................................... 4
E.
Ciri-ciri
Berita Hoax (Palsu)................................................................................. 5
F.
Cara Mudah Menghidari
Berita Hoax Atau Berita Palsu...................................... 6
G.
Jenis-jenis
Berita Hoax.......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 10
A.
Kesimpulan............................................................................................................ 10
B.
Saran...................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di era globalisasi ini, teknologi informasi dan
komunikasi berkembang sangat pesat. Kondisi tersebut membuat berbagai komunitas
di dunia saling terhubung atau dapat terhubung satu sama lain, di mana
kehadiran teknologi telah menghilangkan sekat pemisah diantara manusia.
Pesatnya kemajuan teknologi dan arus globalnya, menjadikan media internet
sebagai sebuah media yang paling diminati. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, internet dinyatakan telah menjadi bagian kehidupan
sehari-hari. Media sosial telah menjadi wadah atau sarana komunikasi yang dapat
menyampaikan pesan dari komunikator berbagai kalangan secara efektif karena
dapat dijangkau oleh berbagai kalangan pengguna media sosial. Berita palsu atau
hoax yang beredar dan diterima mahasiswa sering tanpa sadar diterima sebagai
informasi yang benar dan ikut menyebarkan informasi tersebut. Pemahaman
mahasiswa mengenai informasi tersebut juga dapat menimbulkan perubahan sikap
mahasiswa.
Banyaknya mahasiswa yang menggunaan media sosial
salah satunya whatsapp dan banyaknya pesan berita palsu yang disebarkan melalui
whatsapp menjadikan peluang besar bagi para mahasiswa terpapar oleh berita
palsu. Peranan media sosial dapat dikatakan bermanfaat atau sebaliknya semua
tergantung pada sikap mahasiswa dalam menyikapi suatu berita. Jika mereka
membaca suatu berita dan meganggapnya sebagai suatu kebenaran tanpa mencari data dari media lain, artinya mereka belum
masuk ke dalam pola berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis sangat ditentukan
oleh banyak faktor, terutama struktur berpikir seseorang. Berpikir kritis juga
berambivalensi dengan tingkat literasi seseorang baik secara lisan maupun
secara tulis. Kemampuan literasi inilah yang akan menentukan apakah seseorang
(mahasiswa) peka terhadap persoalan-persaoalan
di sekitarnya. Kemampuan berpikir kritis ini mutlak diperlukan oleh para
mahasiswa dan para cendekiawan, karena pada setiap kesempatan mereka akan
memutuskan berbagai persoalan, baik yang berkait dengan bidang keilmuannya
maupun masalah-masalah sosial.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa itu
berita hoaks atau palsu?
2. Bagaimana upaya
membangun sikap kritis mahasiswa terhadap berita palsu?
3. Manfaat
berpikir secara kritis?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu berita hoax atau palsu.
2. Untuk
mengetahui upaya mahasiswa dalam membangun sikap kritis terhadap berita palsu.
3. Untuk
mengetahu manfaat dari berpikir secara kritis.
D.
Manfaat
Adapun
manfaat dari makalah ini yaitu:
Secara
teoritis, diharapkan makalah ini dapat memberikan sisi positif bagi
perkembangan komunikasi, untuk dijadikan bahan acuan dalam memahami berita
palsu di dalam sosial media.
Secara
praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para mahasiswa
dan pembaca untuk lebih memahami berita yang beredar dengan bijak terhadap
pemberitaan di media sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berita Hoax
Berita palsu dinyatakan sebagai informasi sesat dan
berbahaya karena menyesatkan persepsi manusia dengan menyampaikan informasi
palsu sebagai kebenaran (Rasywir dan Purwarianti, 2015:1). Allcott and Gentzkow
(2017:213) mendefinisikan berita palsu menjadi artikel berita yang sengaja dan
dapat diverifikasi salah, dan bisa menyesatkan pembaca. Berita palsu dapat
bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan informasi palsu sehingga pembaca
mengambil tindakan sesuai dengan isi berita palsu. Sebagai pesan informasi
palsu dan menyesatkan, berita palsu juga dapat menakut-nakuti orang yang
menerimanya
Untuk
yang belum tahu apa itu berita hoax, secara sederhana bisa menyimpulkan jika
berita hoax dapat diartikan sebagai:
- Berita palsu, informasi bohong, dan hanya
karangan atau kabar tidak benar.
-
Berita hoax ini biasanya di tujukan untuk menjatuhkan nama baik seseorang,
memprofokasi, memfitnah dan menjelekan orang lain demi kepentingan si pembuat
berita (hoax) tersebut.
B. Manfaat Berfikir
Kritis
1. Membantu
memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen
2. Mengemukakan
dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan,
menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat
kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat
5. Membiasakan
berpikiran terbuka.
6. Mengkomunikasikan
gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya
C. Upaya Membangun Sikap Kritis Mahasiswa
Sebagai
generasi penerus bangsa, mahasiswa harus memiliki sikap kritis dalam menyikapi informasi yang ada di media sosial seperti whatsapp. Upaya lainnya yang dapat
dilakukan adalah menginformasikan dampak berita hoaks yang beredar di media
sosial. Dampak yang harus diketahui oleh
mereka, adalah dampak negatif dari berita
tersebut dalam jangka panjang. Setelah mereka mengetahui dampak eskalasi berita hoax, mereka akan menyadari
pentingnya esensi suatu berita.
D. Media Sosial
Media sosial merupakan suatu
hal yang berkaitan erat dengan teknologi.
Martono (2012) teknologi dapat dimanfaatkan
sebagai bentuk ilmu pengetahuan bagaimana
membuat sesuatu dan bagaimana mengerjakan
sesuatu. Dengan kata lain, dari peranan
teknologi yang menciptakan media sosial,
kita dapat memanfaatkannya sebagai sumber ilmu pengetahuan untuk memperoleh informasi. Media
sosial bersifat daring (online) yang memanfaatkan
internet sebagai penghubungnya. Dalam KBBI V
daring (2015) media sosial merupakan laman
atau aplikasi yang memungkinkan pengguna dapat membuat
dan berbagi isi atau terlibat dalam
jaringan sosial. Kecepatan penyebaran informasi
melalui media sosial, terbilang lebih cepat
dari pada media massa. Media sosial merupakan wujud kemajuan zaman dalam bidang
komunikasi, yang mentitikberatkan pada aspek mudahnya mengakses suatu
informasi.
Fauld, (2009) media sosial terus mengalami
perkembangan yang dinamis. Perkembangan itu meliputi konten di dalam media
sosial itu sendiri. Selain itu, perkembangan media sosial di anggap mampu
untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan dan memiliki akun media
sosial. Media sosial dalam era modern merupakan suatu bentuk transformasi zaman
yang tidak bias di tolak oleh masyarakat. Penyampaian informasi melalui media
sosial lebih cepat. Media yang sering digunakan mahasiswa salah satunya itu
seperti whatsapp yang menampilkan fasilitas yang lengkap untuk masyarakat
modern. Fasilitas yang di miliki whatsapp meliputi seperti pesan, voice not,
telepon, video call, video, pengiriman berkas, dan mampu mengefektifkan jarak
yang jauh. Pesan yang
disampaikan melalui aplikasi Whatsapp memerlukan koneksi internet dalam penggunaannya.
Whatsapp dapat digunakan untuk memberikan informasi
dengan cepat,, misalnya mengirim pesan atau artikel yang panjang. Selain itu,
aplikasi ini sering kali di gunakan oleh mahasiswa dalam berkomunikasi dengan
kelompok lainnya. Ketika mahasiswa menerima suatu pesan melalui media sosial
whatsapp mencari kebenarannya terlebih dahulu dan ragu-ragu aka nisi berita
tersebut karena belum terbukti kebenarannya dapat dikatakan mahasiswa yang
masih berpotensi di kembangkan pola berpikir kritis dalam memperoleh informasi
yang benar. Mahasiswa yang berpikir apatis atau
tidak peduli, dapat diklasifikasikan sebagai
mahasiswa yang cenderung malas berpikir,
bahkan mereka tidak memiliki minat
untuk membaca kebenaran berita tersebut.
E. Ciri-ciri Berita
Palsu (Hoax)
Dewan
Pers sendiri membuat sebuah panduan untuk mengenali ciri-ciri hoax yaitu :
1. Berita
hoax dapat menyebabkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan pada masyarakat
atau mahasiswa yang terpapar. Hoax beredar di dunia maya, disebar dari satu
akun ke akun lain, berpindah dari
WhatsApp grup, dan meeia lainnya.
dalam beberapa jam tanpa diketahui siapa yang pertama menyebarnya pesan
itu telah mengundang amarah atau rasa takut pengguna. Hal ini mengakibatkan
terpancingnya perdebatan sehingga menimbulkan saling benci dan bermusuhan.
2. Ketidakjelasan
sumber berita. Berita hoax yang tersebar di media sosial tidak terverifikasi,
tidak berimbang, dan cenderung menyudutkan pihak tertentu.
3. Bermuatan
fanatisme atas nama ideologi, judul dan pengantarnya provokatif, memberikan
penghakiman bahkan penghukuman tetapi menyembunyikan fakta dan data, bahkan
mencatut tokoh tertentu juga.
1. Bahaya
berita hoax sebagai pengguna media sosial dan sebagai seorang blogger dan juga
masyarakat sangat menentang terkait praktik penyebaran berita atau informasi
palsu ini. Serta sangat menyayangkan adanya para pembuat berita tidak benar
tersebut. Karena secara tidak langsung mereka (pembuat berita palsu) akan
membuat reputasi blogger menjadi buruk.
F. Cara Mudah
Menghidari Berita Hoax Atau Berita Palsu
Perhatikan Sumber Berita.
1. Setelah
membaca baik yang berasal dari media sosial, atau dari manapun terutama internet,
sebelum anda mempercayai isinya sebaiknya anda coba cari tau dulu dari mana
asal sumber informasi tersebut berasal.Berita abal abal dibuat berdasarkan
karangan pelakunya bukan berdasarkan fakta yang ada sehingga sangat mungkin
berita tesebut tidak memiliki sumber yang jelas. Isi tulisan biasanya tidak
kredibel dan cenderung memihak pada satu pihak tertentu, atau di sisi lain
tulisannya mungkin bersifat menjelek-jelekkan atau menjatuhkan pihak lain.
2. Jangan
Terlalu Percaya pada Foto dan Video yang Anda Lihat. Biasanya orang cenderung
mudah sekali di bohongi dengan foto dan video editan. Meskipun tampak sangat
meyakinkan, Jangan mudah percaya dahulu terhadap foto atau video yang anda
lihat di media sosial ataupun di internet. Karena foto dan video tersebut bisa
saja sudah di manipulasi, di edit, atau dirubah demi untuk tujuan pembuatan berita hoax tersebut,
terlebih saat ini manipulasi foto dan video bukan lagi menjadi hal yang sulit
dilakukan dengan dukungan teknologi.
Bahayanya lagi untuk seorang yang sudah sangat ahli dalam hal editing
foto dan video, mampu membuat foto
editan yang sudah tidak bisa lagi di bedakan lagi oleh orang awam.
3. Baca
Keseluruhan Isi Berita. Judul serta deskripsi (cuplikan tulisan) belum tentu
bisa menjelaskan inti berita yang sebenarnya. Apalagi di media online semakin
banyak Judul dan deskripsi berita yang bersifat provokatif yang sering sekali
sengaja dibuat oleh pembuat berita untuk menarik minat dan rasa penasaran dari
pembaca. Jadi sebelum membuat asumsi terhadap suatu berita sebaiknya anda lihat
dahulu isi beritanya, baca sampai selesai dan ambil sisi positifnya saja.
4. Cari
dan Bandingkan dengan situs lain.Nah ini adalah cara lain untuk memastikan
berita apakah benar atau tidak.Jika anda merasa sebuah berita itu penting maka
carilah di lebih dari satu sumber berita jangan hanya satu. Misal anda baca
tulisan A di situs A, coba anda cari dengan judul yang sama di google apakah ada situs lain yang juga menerbitkan
berita yang sama, dan kalau bisa yang di jadikan rujukan adalah situs berita
besar, televisi dan media masa yang sudah terbukti kredibilitas nya. Logikanya
kalau di TV yang notabene media masa terbesar saja tidak ada beritanya,
tidak mungkin lah berita yang dibuat
media kecil seperti website dan media sosial terjamin kebenaran isi
informasinya.
5. Sebaiknya
Bersikap Netral Terhadap sebuah Berita. Sekarang ini tangan lebih cerewet di
media masa atau tangan lebih cepat dari kedipan mata, kadang saat ada yang
merasa kurang suka terhadap seseorang lalu membuat tulisan hanya berdasar
asumsi yang tidak teruji kebenarannya. Dan lagi pembaca yang berasal dari golongan
yang merasa pendapatnya sama juga kurang hati-hati dalam membagikan informasi
apa yang diperolehnya tanpa tau informasi itu sebenarnya berasal dari mana. Jadi
sebaiknya netral saja terhadap sebuah informasi atau berita.
6. Hati
hati Membagikan Berita/Tulisan Yang Anda Baca. Berhati-hatilah untuk membagikan
tulisan terutama yang berasal dari internet dan media sosial seperti whatsapp
kenapa? Karena berbahaya jika informasi yang dibagikan itu salah dan ikut dosa
karena ikut membagikannya. Jadi anda juga harus lebih berhati hati dalam
membagikan sebuah tautan atau tulisan yang anda baca di internet atau di media
sosial seperti Whatsapp. Ingat orang yang percaya dengan fitnah dan ikut
menyebarkan berita fitnah itu berarti menjadi si pemfitnah juga..!! dan fitnah
itu dosanya besar.
7. Kritis
dan Cuek. Bersikap kritis ketika mendapatkan sebuah berita akan menjadi
perlindungan yang efektif untuk anda
terhindar dari berita hoax. Cerdaslah dalam menyaring informasi mana yang
berguna dan mana informasi yang tidak membawa manfaat untuk anda.Terkadang
bersikap sedikit cuek dalam menyikapi sebuah informasi yang kita terima bisa
membuat kita berfikir lebih rasional. Karena kadang kita tidak bisa bersikap
objektif terhadap sesuatu yang kita suka. Misal kita dapat berita A yang isinya
sesuai dengan apa yang kita suka jadi kita percaya, padahal belum tentu berita
tersebut benar. Begitu juga sebaliknya.
G. Jenis-jenis
Informasi Hoax
1 1. Fake
news: Berita bohong: Berita yang berusaha menggantikan berita yang
asli. Berita ini bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan ketidakbenaran
dalam suatu berita. Penulis berita bohong biasanya menambahkan hal-hal yang
tidak benar dan teori persengkokolan, makin aneh, makin baik. Berita bohong
bukanlah komentar humor terhadap suatu berita.
2. Clickbait: Tautan jebakan: Tautan yang diletakkan secara
stategis di dalam suatu situs dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs
lainnya. Konten di dalam tautan ini sesuai fakta namun judulnya dibuat
berlebihan atau dipasang gambar yang menarik untuk memancing pembaca.
3. Confirmation
bias : Bias konfirmasi kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian yang
baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.
2 4. Misinformation: Informasi yang salah atau tidak akurat,
terutama yang ditujukan untuk menipu.
5. Satire:
Sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-besarkan untuk
mengkomentari kejadian yang sedang hangat. Berita satir dapat dijumpai di
pertunjukan televisi seperti “Saturday Night Live” dan
“This Hour has 22 Minutes”.
6. Post-truth:
Pasca-kebenaran: Kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta untuk
membentuk opini public
7. Propaganda: Aktifitas
menyebar luaskan informasi, fakta, argumen, gosip, setengah-kebenaran, atau
bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini publik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Informasi Hoax sengaja dibuat untuk mempengaruhi
publik dan kian marak lantaran faktor stimulan seperti isu di media sosial
whatsapp , namun penerima hoax harus cukup kritis seperti mahasiswa karena
mereka harus terbiasa untuk memeriksa kebenaran berita. Pencegahan kuatnya arus informasi hoax dapat dilakukan
dengan meningkatkan literasi mahasiswa melalui peran aktif pemerintah, pemuka
masyarakat dan mahasiswa komunitas, untuk menyediakan akses yang mudah kepada sumber informasi yang benar.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan tugas selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aniroh,
Nur Azizah Dewi. 2018. “Sikap Mahasiswa Terhadap Pesan Kebencian dan Berita
Palsu Di Facebook Terkait kasus basuki tjahaya
purnama yang disebarkan oleh saracen”. Skripsi. FISIP, Ilmu Komunikasi,
Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Anshori,
Dadang S. Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis Mahasiswa Melalui
Pengembangan Perkuliahan Tata Wacana Yang Berbasis Analisis Wacana
Kritis (Critical Discourse Analysis)
Emelia, Emi. 2007. “Mengajarkan Berpikir
Kritis dalam Menulis”. Dalam Jurnal
Bahasa dan Sastra FPBS UPI, Vol 7 No.2 ,
Oktober 2007.
Rahadi,
Dedi Rianto. (2017). Perilaku Pengguna Dan Informasi
Hoax Di
Media Sosial Jurnal manajemen dan kewirausahaan, Vol 5, 58-70.
Abid, Syaiful. 2019. Kesantunan Berbahasa Mahasiswa Terhadap Dosen di Media Sosial WhatsApp. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa (Semiba) 2019, 230-244.